Sabtu, 31 Maret 2012

PANTUN MELAYU DALAM MAJELIS

PANTUN PEMBUKA ACARA

Melati kuntum tumbuh melata,
Sayang merbah di pohon cemara;
Assalammualaikum mulanya kata,
Saya sembah pembuka bicara.

Ingin rasa memakan kari,
Kari cendawan batang keladi;
Girang rasa tidak terperi,
Bertemu tuan yang baik budi.

Mencari timba si anak dara,
Di bawah sarang burung tempua;
Salam sembah pembuka bicara,
Selamat datang untuk semua.

Sayang kumbang mencari makan,
Terbang seiring di tepi kali;
Selamat datang kami ucapkan,
Moga diiring restu Ilahi.

Ke Pekan Kuala membeli bingka,
Sayang pesanan terlupa sudah;
Majlis bermula tirai dibuka,
Dengan alunan madah yang indah.

Indah berbalam si awan petang,
Berarak di celah pepohon ara;
Pemanis kalam selamat datang,
Awal bismillah pembuka bicara.

Mega berarak indah berbalam,
Dipuput bayu ke pohon ara;
Pemanis kalam selamat malam,
Awal bismillah pembuka bicara.

PANTUN BACAAN DOA

Kalau pergi Tanjung Keramat,
Anak manis jangan diangkat;
Bersama kita memohon rahmat,
Moga majlis mendapat berkat.

Tetak buluh kajang sepuluh,
Laksana dititing kias ibarat;
Angkat tangan jemari sepuluh,
Doa di pohon biar selamat.

Garam ada kicap pun ada,
Sayang lada terlupa bagi;
Pantun ada ucapan ada,
Sayang tiada berdoa lagi.

Lebat kemiri pohonnya rendah,
Dahan terikat tali perkasa;
Sepuluh jari kami menadah,
Mohon berkat yang Maha Esa.

Tetak buluh kajang sepuluh,
Mari jolok sarang penyengat;
Angkat tangan jemari sepuluh,
Doa di pohon biar selamat.

PANTUN JEMPUT MAKAN

Lebat rumbia di Sungai Kedah,
Sayang senduduk di tepi muara;
Penganan mulia terletak sudah,
Samalah duduk menjamu selera.

Terbang sekawan si burung merbuk,
Batang selasih di Tanjung Dara;
Padamu tuan kami persembah,
Santapan kasih juadah mesra.

Kalau tuan pikat cemara,
Buatlah bara bakar selasih;
Sudilah tuan jamu selera,
Hidangan mesra pengikat kasih.

Sungguh indah bunga kemboja,
Di bawah atap tepi halaman;
Juadah sudah letak di meja,
Sudilah santap tuan budiman.

PANTUN UCAPAN ALU-ALUAN

Bukan rumput sebarang rumpun,
Rumput penghias tepi halaman;
Bukan jemput sebarang jemput,
Jemput memohon kata aluan.

Duduk sekawan gadis jelita,
Buat santapan untuk pahlawan;
Tampillah tuan kami meminta,
Madah ucapan kata aluan.

Sudilah tuan jalan berlapan,
Jalan berlapan di malam kelam;
Sudilah tuan beri ucapan,
Kata aluan pemanis kalam.

Emas tempawan buatmu puteri,
Busana indah buat rupawan;
Sudilah tuan tampilkan diri,
Bersama madah kata aluan.

PANTUN JEMPUTAN UCAPAN

Terbang di awan burung jentayu,
Di atas papan batang selisih;
Tampillah tuan kami merayu,
Bersama ucapan pengikat kasih.

Besar langit di tepi busut,
Besar tak muat di dalam peti;
Besar hajat kami menjemput,
Besar niat di dalam hati.

Duduk sekawan si burung unta,
Tepi keramat di waktu malam;
Pada mu tuan kami meminta,
Kata azimat penutup kalam.

Terbang di awan burung jentayu,
Kerana penat gugur ke bumi;
Tampillah tuan kami merayu,
Bersama amanat bekalan kami.

Pergi ke kota beli selasih,
Sayang si dara buat halwa;
Berilah kata simpulan kasih,
Sulamkan mesra satukan jiwa.

PANTUN UCAPAN PERASMIAN

Terbang di awan burung jentayu,
Di atas papan batang jerami;
Tampillah tuan kami merayu,
Bersama ucapan kata perasmi.

Daun semulur di pekan sari,
Batang jerami rebah ke bumi;
Madah dihulur sembah diberi,
Kata perasmi hajatnya kami.

Jangan tertawan alpa duniawi,
Hanya indah serupa mimpi;
Duhai pahlawan ksatria pertiwi,
Hulurkan madah kata perasmi.

Kalau tuan pikat kenari,
Jangan patahkan batang jerami;
Kepada tuan sembah diberi,
Mohon rasmikan majlis kami.

PANTUN DI AKHIR MAJLIS

Banyak keluk ke penarik,
Keluk tumbuh pohon kuini;
Nan elok bawalah balik,
Nan tak elok tinggallah di sini.

Bunga dedap di atas para,
Anak dusun pasang pelita;
Kalau tersilap tutur bicara,
Jemari disusun maaf dipinta.

Pohon berangan tempat bertemu,
Girangnya rasa si anak dara;
Baliklah tuan membawa ilmu,
Binalah bangsa bangunkan negara.

Di atas dahan burung tempua,
Melihat rusa tepi perigi;
Salam perpisahan untuk semua,
Dilain masa bersua lagi.

Bunga seroja di atas para,
Jatuh ditimpa buah berangan;
Andai kata tersilap bicara,
Kemaafan jua kami pohonkan.

Dari Rokan ke Indragiri,
Membawa tinta ke Kuala Linggi;
Baliklah tuan rehatkan diri,
Esok kita bersua lagi.

Dari Kedah ke pekan sari,
Beli suasa di Kota Tinggi;
Selesai sudah tugas diberi,
Di lain masa bersua lagi.

PANTUN BUAT WARGA EMAS

Bulan purnama ke pekan Kuah,
Di tengah hari membeli ragi;
Dirimu umpama nyiur bertuah,
Padat sari harum mewangi.

Curah serbat di atas lantai,
Basah tikar lupa disidai;
Dikau ibarat karang di pantai,
Tak pernah gentar dipukul badai.

Pohon sena tepi perigi,
Tepi paya si pohon jambu;
Hadirmu laksana suria pagi,
Menyinar maya tak pernah jemu.

Anak dara ke Tanjung Batu,
Janji bertemu di Teluk Bayu;
Walau usia dimamah waktu,
Cekal hatimu tak pernah layu.

Bukan gua sebarang gua,
Gua penuh pusaka bonda;
Bukan tua sebarang tua,
Tua penuh ilmu di dada.

Pergi ke Nilai membeli jamu,
Jamu rasa dari tenggara;
Tidak ternilai jasa baktimu,
Kepada bangsa juga negara.

Tidak goyah pancang seribu,
Tika masih badai menderu;
Engkau ayah engkaulah ibu,
Menumpang kasih mengubat rindu.

Pohon beringin tepi keramat,
Dengar siulan diufuk barat;
Kalau ingin hidup selamat,
Buat bekalan untuk akhirat.

Beli keladi di Pekan Lidup,
Sayang rasa lemaknya kurang;
Taburlah budi ketika hidup,
Kelak jasa dikenang orang.

Pintal kapas menjadi benang,
Tenun benang menjadi sari;
Barang yang lepas jangan dikenang,
Kalau dikenang meracun diri.

Pohon senduduk baru di tanam,
Sayang mati di pijak pak tani;
Dari duduk baik bersenam,
Senang hati sihat jasmani.

Apa guna siparang panjang,
Kalau tidak dengan tujuan;
Apa guna berumur panjang,
Kalau tidak dengan amalan.

Timba suasa ditepi kali,
Buat menyimbah si tuan puteri;
Berputus asa jangan sekali,
Jadikan tabah pakaian diri.

Betik muda buat halwa,
Kelapa muda santan dirasa;
Biar muda di dalam jiwa,
Dari tua sebelum masa.

Bulan purnama ke pekan Kuah,
Di tengah hari membeli ragi;
Dirimu umpama nyiur bertuah,
Padat sari harum mewangi.

Curah serbat di atas lantai,
Basah tikar lupa disidai;
Dikau ibarat karang di pantai,
Tak pernah gentar dipukul badai.

Pohon sena tepi perigi,
Tepi paya si pohon jambu;
Hadirmu laksana suria pagi,
Menyinar maya tak pernah jemu.

Anak dara ke Tanjung Batu,
Janji bertemu di Teluk Bayu;
Walau usia dimamakan waktu,
tegar hatimu tak pernah layu.

Bukan gua sebarang gua,
Gua penuh pusaka bonda;
Bukan tua sebarang tua,
Tua penuh ilmu di dada.

Pergi ke Nilai membeli jamu,
Jamu rasa dari pulau jawa;
Tidak ternilai jasa baktimu,
Kepada bangsa juga negara.

Tidak goyah pancang seribu,
Tika masih badai menderu;
Engkau ayah engkaulah ibu,
Menumpang kasih mengobat rindu.

Pohon beringin tepi keramat,
Dengar siulan diufuk barat;
Kalau ingin hidup selamat,
Buat bekalan untuk akhirat.

Beli keladi di Pekan Lidup,
Sayang rasa lemaknya kurang;
Taburlah budi ketika hidup,
Kelak jasa dikenang orang.

Pintal kapas menjadi benang,
Tenun benang menjadi sari;
Barang yang lepas jangan dikenang,
Kalau dikenang meracun diri.

Pohon senduduk baru di tanam,
Sayang mati di pijak pak tani;
Dari duduk baik bersenam,
Senang hati sehat jasmani.

Apa guna siparang panjang,
Kalau tidak dengan tujuan;
Apa guna berumur panjang,
Kalau tidak dengan amalan.

Timba suasa ditepi kali,
Buat menyimbah si tuan puteri;
Berputus asa jangan sekali,
Jadikan tabah pakaian diri.

Betik muda buat halwa,
Kelapa muda santan dirasa;
Biar muda di dalam jiwa,
Dari tua sebelum masa.

Senin, 12 Maret 2012

Pantun pernikahan adat melayu


Pantun dari Utusan Pihak laki Laki :
Batang ramai suka memanjat
Melilit sampai pohon menanti
Datang kami mempunyai hajat
Ingin menyampaikan hasrat hati

Kain puteri sulaman pelangi
Cantik dan molek jadi idaman
Dahulu kami pernah berjanji
Memetik bunga kembang di taman

Sebelum hajat kami kemukakan
Titipan salam kami sampaikan
Dari Bapak...... (Nama Keluarga Dari Pihak Laki-Laki)
Untuk keluarga Bapak ..... (Nama Keluarga dari Pihak Wanita)

Sampan kotak muatan lada
Menuju selatan kemudi diarahkan
Sopan dan santun kami tiada
Mohon maaf ikhlas diberikan

Rama-rama dikumbang jati
Kesana kemari asyik berterbang
Ramai nampaknya majlis disini
Siapa gerangan teman berbincang


Pantun dari Utusan Pihak Wanita :

Sirih sekapur pinang keratin
Dimakan oleh muda jejaka
Kalau tuan tidak keberatan
Dengan kamilah tuan berseloka


Buah kemang rasanya kelat
Jangan disimpan di dalam peti
Jika memang ada dihajat
Jangan disimpan di dalam hati

Jati tuan jati melayu
Jati kami orang bahari
Janji tuan masa yang lalu
Kami nantikan setiap hari

Sultan bintan sultan ternama
Terkenal sudah diseluruh dunia
Kiriman salah kami terima
Semoga kita sehat semua

Bunga melur bunga melati
Warnanya putih memikat hati
Sambutan kamitidak seperti
Jangan tuan berkecil hati


Selanjutnya dilakukan tukar menukar tepak sirih dari  pihak perempuan ke pihak laki-laki dan kemudian saling mencicipi , dan Pihak Laki-Laki melanjutkan  pantunnya.
 
Daun selasih kami larutkan
Dimasak untuk buat santapan
Sedikit antaran kami sertakan
Lengkap dengan semua persyaratan

Kini gendang kami tingkahkan
Mengiring lagu pelipur hati
Ini semuanya kami serahkan
Untuk ananda di rumah ini

Baju kurang teluk belanga
Terbuat dari kain cita
Yang kami antarkan tidak seberapa
Terimalah dengan sukacita

Selanjutnya utusan dari pihak Laki-Laki menyebutkan satu persatu dari Hantaran dan kemudian juga menyerahkan hantaran kepada Utusan Pihak Perempuan. Dan kemudian pihak Perempuan menyampaikan pantun balasan :
PROSESI PERNIKAHAN TGL 14-02-2011
Tabir gulung kami labuhkan
Melati sunting kami tatahkan
Terima kasih kami ucapkan
Kecil tangan nyiru ditadahkan

Putra raja duduk digeta
Memakai mahkota kebesarannya
Seperti pesan yang tuan minta
Kami sampaikan kepada yang punya

Buah pauh di tepi pantai
Diambil anak yang sedang mandi
Tidak harta yang kami nilai
Budi baik pengikat hati

Pasir putih di pinggir kali
Tempat mainan ayam berlaga
Kasih tak boleh dijual beli
Bukannya benda buat berniaga


Ikan di laut asam di darat 

Dalam kuali bertemu jua 
Hati terpaut janji diikat 
Atas pelaminan bertemu jua 

Orang jauh dikenang-kenang 
Hanya terkenang pada yang satu 
Mulanya berkenalan kemudian bertunang 
Diatas pelaminan sama bersatu 

Dari Johor kekuala Kedah 
Dagang merantau beratus batu 
Surat sudah, SMS pun sudah 
Sudah kawin masih begitu 

Panas kering siapakan tahu 
Hujan rintik di daun pandan 
Berjalan seiring bersentuh bahu 
Sama cantik sama padan 

Tuan puteri tersenyum-senyum 
Melihat laksamana bermain rodat 
Senyum-senyum jangan tak senyum 
Sudah sempurna segala adat

Pergi berzanji di pekan pagoh 
Beli sekati ikan senohong 
Sudah berjanji bersetia tegoh 
Jangan dimungkiri bercakap bohong 

Dengarlah ini ayah berpesan 
Anak menantu, ayah ingatkan 
Berkasih sayang sesama insan 
Jangan cepat menjadi bosan 

Di malam hari terang senegeri 
Bulan purnama dihujung julai 
Majlis gahari bertambah seri 
Menyambut kedatangan kedua mempelai 

Amat garang datuk bentara 
Musuh melanggar habis dibenam
Dulu seorang kini berdua 
Hidup bersama susah senang

Beli gula di pekan baru
Berbalut kertas merah kuning
Sila-sila pengantin baru
Dua sejoli jalan berganding

Di dalam dulang berisi sagu
Sagu dimakan burung merpati
Jangan bimbang jangan ragu
Hidup baru kini menanti

Mawar merah harum mewangi
Jambangan digubah berseri-seri
Doa restu kami iringi
Baik berpakat suami isteri

Kain songket halus tenunan
Dibawa orang masuk ke kota
Sudah bertemu dengan pasangan
Laksana cincin dengan permata


Laksamana cergas dan tangkas
Cukup berilmu dengan gurunya
Ibarat dakwat dengan kertas
Sudah bertemu dengan jodohnya

Padang temu konon namanya
Tempat kuda berlari-lari
Sudah bertemu dengan jodohnya
Bagai cincin lekat di jari.


Bunga manggar di kanan kiri
Bunga rampai hiris hirisan
Pengantin baru raja sehari
Tambah berseri dengan hiasan

Harum semerbak bunga rampai
Sekuntum mawar sudah disunting
Duduk keliling tetamu yang ramai
Melihat pengantin duduk bersanding

Bunga anggerik jual di pekan
Tumbuhnya rendang di atas para
Silalah tuan para jemputan
Sudi kiranya menjamu selera

Selendang mayang selendang batik
Batik dari Surabaya
Makin dipandang bertambah cantik
Naik seri dengan cahaya

Ikan gelama ikan tenggiri
bersama dengan ikan cencaru
Bersama-sama kami ke mari
Hendak meraikan pengantin baru

Buah rambai tumbuh dihutan
Dihujung ranting buahnya lebat
Mari beramai kita doakan
Semoga majlis mendapat berkat

Untuk santapan para tetamu
Lauk pauk nasi beriani
Sekali ini kita bertemu
Sudilah menjamah hidangan kami


Cantiknya burung cenderawasih
Terbang sekawan di hari petang
Kami ucapkan terima kasih
Kepada tuan yang sudi datang


Sungguh harum bunga rampai
Dibawa orang ke tengah balai
Sanak saudara sahabat handai
Datang meraikan dua mempelai

Yang jauh sudahlah dekat
Sudah dekat bersalam-salaman
Kami berdoa semoga berkat
Menempuh hidup di dalam aman

Sudah bersarang burung tempua
Sarangnya tinggi tidaklah rendah
Dahulu seorang sekarang berdua
Ikatan janji tertunai sudah

Sudah bersarang burung tempua
Sarangnya jauh tidaklah dekat
Dahulu seorang sekarang berdua
Baik-baik duduk berpakat

Kain baldu kain bertekat
Dibawa orang dari Melaka
Sudah berpadu kata sepakat
Kalau jodoh bertemu juga


Mawar merah di atas peti
Bunga melur saya kalungkan
Tuan rumah berbesar hati
Apa yang kurang mohon maafkan

Talam tertindih dengan badik, alam tertulang dengan apik
Buah sage direntak mati
Dalam sirih kami nan secarik, dalam pinang kami nan seracik
Ade niat dan kehendak hati.

Besar langsat kuale betung
Rampak rumput dari jerami
Besarlah hajat nan kami kandung
Menjemput hadirin ke majelis ini.

Sudah lame air surut di tanjung
Sampan tertambat tali bersimpul
Sudah lame niat dikandung
Insya Allah kini kian terkabul.

Tertunduk malu puteri dipingit
Wajahnya sendu bernasib malang
Bertangkup bumi dengan langit
Adat Melayu tak akan hilang.

Laut luas terbentang dimate
Tempat nelayan mencari ikan
Kite hidup dibumi segantang lade
Adat Melayu hendaklah dilestarikan.

Banyak batang perkare batang
Batang putat hendak disatukan
Batang jarak dililit akar
Banyak hutang perkare hutang
Hutang adat hendak didahulukan
Hutang syara’ pule tak boleh ingkar.

Lah lame kite duduk dan bersile
Tentu gerah dan lapar kite rasakan
Hidangan pun telah lame tersedie
Silelah diambil marilah dirasekan.

Banyak batang perkare batang
Batang putat daunnya melempai
Banyak hutang perkare hutang
Hutang adat telah pun selesai.


 

Minggu, 11 Maret 2012

W@limatul Ursyi

PEMBACAAN AYAT SUCI AL-QUR'AN

PROSESI TEPUNG TAWAR OLEH MAMAK






























PROSESI IJAB QABUL (AKAD NIKAH)













MAMAK MEMBERIKAN PETUAH


Sabtu, 10 Maret 2012

Gurindam 12 Melayu Riau

FASAL 1
barang siapa tiada memegang agama
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama

barang siapa mengenal yang empat
maka yaitulah orang yang makrifat

barang siapa mengenal Allah
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah




barang siapa mengenal diri



maka telah mengenal akan tuhan yang bahri






barang siapa mengenal dunia



tahulah ia barang yang terperdaya






barang siapa mengenal akhirat





tahulah ia dunia mudharat
 
FASAL 2
barang siapa mengenal yang tersebut
tahulah ia makna takut

barang siapa meninggalkan sembahyang
seperti rumah tiada bertiang

barang siapa meninggalkan puasa
tidaklah mendapat dua termasa


barang siapa meninggalkan zakat
tiada hartanya beroleh berkat

barang siapa meninggalkan haji
tiadalah ia menyempurnakan janji
 
FASAL 3
apabila terpelihara mata
sedikitlah cita-cita

apabila terpelihara kuping
khabar yang jahat tiadalah damping

apabila terpelihara lidah
niscaya dapat daripadanya faedah


bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan
daripada segala berat dan ringan

apabila perut terlalu penuh
keluarlah fi‘il yang tiada senonoh

anggota tengah hendaklah ingat
di situlah banyak orang yang hilang semangat

hendaklah peliharakan kaki
daripada berjalan yang membawa rugi
 
FASAL 4
hati itu kerajaan di dalam tubuh
jikalau zalim segala anggota pun rubuh

apabila dengki sudah bertanah
datang daripadanya beberapa anak panah

mengumpat dan memuji hendaklah pikir
di situlah banyak orang yang tergelincir


pekerjaan marah jangan dibela
nanti hilang akal di kepala

jika sedikit pun berbuat bohong
boleh diumpamakan mulutnya itu pekung

tanda orang yang amat celaka
aib dirinya tiada ia sangka

bakhil jangan diberi singgah
itulah perompak yang amat gagah

barang siapa yang sudah besar
janganlah kelakuannya membuat kasar

barang siapa perkataan kotor
mulutnya itu umpama ketor

di manatah tahu salah diri
jika tiada orang lain yang berperi

pekerjaan takbur jangan direpih
sebelum mati didapat juga sepih
 
FASAL 5
jika hendak mengenal orang berbangsa
lihat kepada budi dan bahasa

jika hendak mengenal orang yang berbahagia
sangat memeliharakan yang sia-sia

jika hendak mengenal orang mulia
lihatlah kepada kelakuan dia


jika hendak mengenal orang yang berilmu
bertanya dan belajar tiadalah jemu

jika hendak mengenal orang yang berakal
di dalam dunia mengambil bekal

jika hendak mengenal orang yang baik perangai
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai
 
FASAL 6
cahari olehmu akan sahabat
yang boleh dijadikan obat

cahari olehmu akan guru
yang boleh tahukan tiap seteru

cahari olehmu akan isteri
yang boleh menyerahkan diri


cahari olehmu akan kawan
pilih segala orang yang setiawan

cahari olehmu akan abdi
yang ada baik sedikit budi
 
FASAL 7
apabila banyak berkata-kata
di situlah jalan masuk dusta

apabila banyak berlebih-lebihan suka
itulah tanda hampirkan duka

apabila kita kurang siasat
itulah tanda pekerjaan hendak sesat


apabila anak tidak dilatih
jika besar bapanya letih

apabila banyak mencacat orang
itulah tanda dirinya kurang

apabila orang yang banyak tidur
sia-sia sahajalah umur

apabila mendengar akan khabar
menerimanya itu hendaklah sabar

apabila mendengar akan aduan
membicarakannya itu hendaklah cemburuan

apabila perkataan yang lemah lembut
lekaslah segala orang mengikut

apabila perkataan yang amat kasar
lekaslah orang sekalian gusar

apabila pekerjaan yang amat benar
tiada boleh orang berbuat hina
 
FASAL 8
barang siapa khianat akan dirinya
apalagi kepada lainnya

kepada dirinya ia aniaya
orang itu jangan engkau percaya

lidah suka membenarkan dirinya
daripada yang lain dapat kesalahannya


daripada memuji diri hendaklah sabar
biar daripada orang datangnya khabar

orang yang suka menampakkan jasa
setengah daripada syirik mengaku kuasa

kejahatan diri sembunyikan
kebajikan diri diamkan

keaiban orang jangan dibuka
keaiban diri hendaklah sangka
 
FASAL 9
tahu pekerjaan tak baik tapi dikerjakan
bukannya manusia ia itulah syaitan

kejahatan seorang perempuan tua
itulah iblis punya penggawa

kepada segala hamba-hamba raja
di situlah syaitan tempatnya manja


kebanyakan orang yang muda-muda
di situlah syaitan tempat bergoda

perkumpulan laki-laki dengan perempuan
di situlah syaitan punya jamuan

adapun orang tua yang hemat
syaitan tak suka membuat sahabat

jika orang muda kuat berguru
dengan syaitan jadi berseteru
 
FASAL 10
dengan bapa jangan durhaka
supaya Allah tidak murka

dengan ibu hendaklah hormat
supaya badan dapat selamat

dengan anak janganlah lalai
supaya boleh naik ke tengah balai


dengan isteri dan gundik janganlah alpa
supaya kemaluan jangan menerpa

dengan kawan hendaklah adil
supaya tangannya jadi kapil
 
FASAL 11
Hendaklah berjasa
kepada yang sebangsa

hendaklah jadi kepala
buang perangai yang cela

hendak memegang amanat
buanglah khianat

hendak marah
dahulukan hujjah

hendak dimalui
jangan memalui

hendak ramai
murahkan perangai
 
FASAL 12
ja mufakat dengan menteri
seperti kebun berpagar duri
betul hati kepada raja
tanda jadi sebarang kerja

hukum adil atas rakyat
tanda raja beroleh inayat

kasihkan orang yang berilmu
tanda rahmat atas dirimu

hormat akan orang yang pandai
tanda mengenal kasa dan cindai

ingatkan dirinya mati
itulah asal berbuat bakti

akhirat itu terlalu nyata
kepada hati yang tidak buta

RUMAH MELAYU